Catatan Ringkas Yang Bermakna
Virtual Coordinator Training (VTC) Batch 3 VC. 53 adalah istilah Asing bagi penulis tentang judul kegiatan tersebut, mengapa demikian, tentu belum pernah terdengar di telinga selama ini, apakah karena saya yang kuper atau kurfa atau kurang interaktif dengan dunia maya, atau karena terlalu sibuk dengan kegiatan tambahan yang diberikan oleh Kepala Sekolah atau terlalu asik dengan mengajar, pokoknya betul-betul blank alias kosong melompong dengan istilah tersebut.
Diawal tahun 2019 ...
sekitar bulan Februari, ketika ada surat dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan bernomor 800/2344-P.PTK&FAS/DISDIK, tertanggal 21 Februari 2019 tentang Keikutsertaan Peserta Virtual Coordinator Training yang dibagikan secara pribadi melalui sosial media Whatsapp oleh Kepala Sekolah, maka setelah membaca dengan menyimak isi surat. baru dapat saya pahami sekitar 10% tentang kegiatan yang akan dilaksanakan secara Daring atau On Line.
Tanpa menunggu surat rekomendasi dari kepala sekolah secara tertulis, karena saya percaya bahwa apa yang dikirimkan secara pribadi bermakna perintah langsung dari atasan, maka dengan berbekal isi surat saya mendaftar secara daring yang sebelumnya saya menghubungi contact person yang ada dalam surat yaitu Bapak Imran Rosyadi. Dengan layanan prima beliau mengarahkan pada link site yang dapat digunakan untuk mendaftar. Link yang dimaksudkan sebagai wadah untuk mendaftar secara daring, saya simpan dengan baik sambil berpikir-pikir, daftar tidak, daftar tidak, masih bimbang apakah saya harus daftar, apa yang dapat saya peroleh dan untuk apa bagi saya yang sudah berumur 55 tahun, wajar kah saya mengikutinya, apakah ini menambah beban kegiatan dan banyak lagi yang berputar-putar di ubun-ubun.
Dengan 'Bismillah' pada malam harinya saya mendaftar yang sebelumnya saya pastikan jaringan internet stabil, yang terlebih dahulu saya membeli Kuota Internet, dan mulailah saya mendaftar melalui smartphone yang saya miliki hingga akhir dengan mensubmit form pendaftaran, Alhamdulillah ucapku dalam batin. Apapun dampak dari pendaftaran ini menjadi resiko pribadi dan tentunya menjadi tanggungan sendiri.
Seiring waktu berjalan, .....
tertanggal 28 Februari 2019, saya memperoleh undangan pribadi melalui whatsapp untuk bergabung pada group VC.53 Sulsel, dimana pada group ini telah dihimpun seratus lebih guru se Sulawesi Selatan untuk saling berinteraksi. Admin pada sosial media tersebut adalah Instruktur/mentor yang akan memberi bimbingan dan arahan bila kami guru mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan daring yang akan dilaksanakan. Adapun nama-nama para admin sekaligus Instruktur yang Hebat-Hebat yaitu; Bapak Imran Rosyadi, Ibu Rostina Arsani, Ibu Yupriana Aziz, Mbak Zullm, Arfiani Babay, Ibu Hj. Zaenab, Bapak Khairuddin, Mba Umi Tira Lestari dan Bapak Gatot Hari Priowirjanto (Director Seameo).
tertanggal 28 Februari 2019, saya memperoleh undangan pribadi melalui whatsapp untuk bergabung pada group VC.53 Sulsel, dimana pada group ini telah dihimpun seratus lebih guru se Sulawesi Selatan untuk saling berinteraksi. Admin pada sosial media tersebut adalah Instruktur/mentor yang akan memberi bimbingan dan arahan bila kami guru mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan daring yang akan dilaksanakan. Adapun nama-nama para admin sekaligus Instruktur yang Hebat-Hebat yaitu; Bapak Imran Rosyadi, Ibu Rostina Arsani, Ibu Yupriana Aziz, Mbak Zullm, Arfiani Babay, Ibu Hj. Zaenab, Bapak Khairuddin, Mba Umi Tira Lestari dan Bapak Gatot Hari Priowirjanto (Director Seameo).
Dari sembilan admin yang ada di group VC.53, hanya ibu Rostina Arsani, Yupriana Aziz, Arfiani Babay dan Pak Imran yang sering membukakan kami room meeting pada site Webex Meeting, selebihnya memberikan motivasi dan support melalui group whatsapp tentang bagaimana mengikuti kegiatan daring dengan baik dan tertib. Kesemuanya ini memberikan kami semangat untuk lebih berkreasi dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diemban masing-masing peserta, walaupun sebenarnya tugas yang diberikan tidak menjadi beban bagi kami, namun ada dorongan dari dalam untuk lebih berbuat walaupun belum tahu apa yang mesti dilakukan pada Virtual Training ini.
Ada yang menggelitik dan memompa andrinalin saya ketika Bapak Gatot pada awal pembukaan Virtual Meeting, memberikan gambaran dan penjelasan yang sangat jelas tentang arah pendidikan Indonesia dan perkembangan Teknologi pada era Revolusi Industri 4.0, sungguh sangat mempesona dari semuanya yang dipaparkan, walaupun terkadang suara beliau tidak terdengar atau tidak jelas, hal ini mungkin karena jaringan yang sering membuat saya gerah dengan itu, namun karena saya pribadi fokus dengan apa yang diutarakan sehingga tidak peduli dengan jaringan yang sering lalot.
Bicara soal jaringan, tentu harus membeli kuota internet sekian ribu rupiah, sehari tentu tidak cukup dengan merogoh dompet 50 ribu rupiah, terlebih lagi bila streaming menonton hasil karya peserta VCT pada batch sebelumnya, baik yang tutorial maupun hasil presentasi beberapa peserta yang sudah alumni, saya peribadi tidak puas bila tidak menyimak dengan baik apa yang dijelasakan pada masing-masing video tersebut, karena hal ini baru bagi saya maka saya juga tidak ingin ketinggalan kereta jaman, ee. kereta informasi maksudnya, maka pada awal kegiatan saya menghabiskan waktu baik dengan smartphone maupun di depan laptop, walaupun sebenarnya banyak kegiatan wajib sebagai pendidik menumpuk dan antri untuk diselesaikan, akan tetapi karena hal ini adalah sesuatu yang menantang dan menarik bagi saya, pekerjaan yang antri menjadi the second job, virtual training ini harus menjadi the first.
Untuk mendukung suksesnya mengikuti kegiatan yang menjadi keputusan pribadi saya, maka jalan keluar yang harus saya lakukan untuk tidak lagi diperhadapkan dengan masalah "jaringan" adalah dengan menghubungi pihak Telkom untuk memasangkan Indihome Internet di rumah. Alhamdulillah, pihak teknisi Indihome lumayan cekatan, hanya dalam waktu kurang lebih satu hari, indihomenya terpasang di rumah. Tentu pemasangan ini terlebih dahulu dimohonkan pada Ibu rumah tangga, apakah setuju atau tidak, dan rupanya anak-anak sangat mendukung, demikian juga ibunya anak-anak mensupport apa yang saya rencanakan. Dengan senyum sumringah, dalam hati saya, jaringan bukan lagi masalah yang berarti.
Hari-hari selanjutnya menyimak posting-posting sesama peserta pada group whatsapp dan juga pada room meeting yang disediakan oleh para instruktur. Di dalam room, saya banyak menimba ilmu tentang bagaimana menjadi peserta yang bijak, walaupun tiap peserta telah diberikan pembekalan tata cara mengikuti kegiatan ini, namun tanpa mengikuti dengan baik penjelasan tambahan dari instruktur melalui room meeting yang telah disiapkan, maka sebagai peserta tidak akan mudah memahami alur tiap kegiatan. Kelihatan sepele namun bila tidak mengikuti tiap sesi yang ditawarkan pada room, maka saya juga tidak akan paham.
Dari waktu ke waktu, setiap hari setiap saat terasa senyap bila tidak mengintip aktifitas rekan peserta pada group wa, walaupun kesibukan offline tak henti-henti silih berganti, sebagai tenaga pendidik tentu tak terlepas dari berbagai kegiatan yang ada di sekolah, terlebih bila dipercaya sama kepala sekolah untuk mengerjakan atau menyelesaikan kegiatan fital sekolah, mau menolak terasa tidak enak, mau berkata ini bukan pekerjaan guru, terasa berat, sebagai anak buah alias bawahan, apapun yang diperintahkan pimpinan dengan hati yang ikhlas harus siap mengerjakan dengan penuh tanggung jawab. Disela-sela kesibukan sekolah, ada rasa bangga terselip di hati sebagai peserta VCT Batch #3, mengapa? karena dari sekian puluh rekan pendidik yang ada di sekolah, notabene sekolah saya termasuk paling banyak gurunya, terlebih juga siswanya, bisa dibayangkan rasa bangga itu menyelimuti rasa. Hanya saya, yang sudah berumur setengah abad, ikut juga kegiatan ini, yang masih muda dan selalu merasa hebat, dimana berada? Entah, mereka lebih asik dengan zona nyaman dan selalu merasa sudah berkompeten walau hanya kosong melompong.
Rasa bangga yang menyelimuti rasa tidak terungkap satu atau dua kata secara offline, hanya di hati selalu berbisik lembut yang menstimulus diri untuk lebih berbuat dengan cara membantu rekan peserta yang belum selesai tugasnya. Ada beberapa rekan peserta yang dengan senang hati ngejapri saya untuk minta bantuan menyelasaikan tugas, baik tugas membuat daftar hadir, flyer, merekam pada saat menjadi presenter atau membuat presentasi PPT, dan lainnya. Alhamdulillah, semuanya dapat diselesaikan dengan baik dan rekan peserta juga sukses mengirim tugas ke http://gg.gg/kantongtugas-batch3. Lebih bersyukur lagi bila rekan peserta telah menerima sertifikat virtualnya, ada rasa puas tersendiri bila info itu terbaca pada pesan yang dikirim di wa, walau tanpa balasan apapun, hanya mendengar saja sudah memberi kebanggaan tersendiri telah mendorong dan memotivasi rekan peserta untuk lebih sukses.
Hasil yang diperoleh setelah mengikuti VCT Batch #3 ini tidak mampu saya tuliskan satu persatu, karena mengapa? karena banyak pengetahuan tambahan untuk menjadi insan milenial di era industri 4.0 yang saya peroleh, bukan hanya mengupgrade soft skill yang telah diterima sebelumnya, namun menstimulus untuk membuka diri menerima informasi perkembangan teknologi yang sangat update diimplementasikan pada pembelajaran di sekolah. Hal ini tentu seirama dengan visi dan misi pendidikan di Sulawesi Selatan yang dinakhodai oleh bapak Irman Yasin Limpo dengan program e-Panrita Smart Classnya. Sebagai pendidik di era ini, merasa tidak ketinggalan kereta zaman terlebih setelah mengikuti virtual training yang ditandai dengan menerima Virtual Certificate juga, dengan satu konsekuensi, siap menjadi "Penjaga Tol Langit Pendidikan Indonesia" (the Guard of the Indonesia Education sky toll).
Semoga keberhasilan seluruh peserta VCT Batch #3 menular kepada calon peserta pada batch berikutnya, dan bagi peserta yang sukses memperoleh bukan hanya pengetahuan melalui Room Meeting akan tetapi juga telah menggenggam Virtual Certificate sebagai tanda telah berjuang pada periode Batch #3, tetap berpadu dalam ritme kebersamaan. Selanjutnya, selaku pribadi, sangat mengharapkan jalinan harmoni komunikasi interaktif pada group yang telah didesain oleh para mentor/instruktur sebagai wadah saling berbagi antar sesama alumni VCT Batch #3 VC.53 Sulawesi Selatan tahun 2019. #selalusukses.
Dari waktu ke waktu, setiap hari setiap saat terasa senyap bila tidak mengintip aktifitas rekan peserta pada group wa, walaupun kesibukan offline tak henti-henti silih berganti, sebagai tenaga pendidik tentu tak terlepas dari berbagai kegiatan yang ada di sekolah, terlebih bila dipercaya sama kepala sekolah untuk mengerjakan atau menyelesaikan kegiatan fital sekolah, mau menolak terasa tidak enak, mau berkata ini bukan pekerjaan guru, terasa berat, sebagai anak buah alias bawahan, apapun yang diperintahkan pimpinan dengan hati yang ikhlas harus siap mengerjakan dengan penuh tanggung jawab. Disela-sela kesibukan sekolah, ada rasa bangga terselip di hati sebagai peserta VCT Batch #3, mengapa? karena dari sekian puluh rekan pendidik yang ada di sekolah, notabene sekolah saya termasuk paling banyak gurunya, terlebih juga siswanya, bisa dibayangkan rasa bangga itu menyelimuti rasa. Hanya saya, yang sudah berumur setengah abad, ikut juga kegiatan ini, yang masih muda dan selalu merasa hebat, dimana berada? Entah, mereka lebih asik dengan zona nyaman dan selalu merasa sudah berkompeten walau hanya kosong melompong.
Rasa bangga yang menyelimuti rasa tidak terungkap satu atau dua kata secara offline, hanya di hati selalu berbisik lembut yang menstimulus diri untuk lebih berbuat dengan cara membantu rekan peserta yang belum selesai tugasnya. Ada beberapa rekan peserta yang dengan senang hati ngejapri saya untuk minta bantuan menyelasaikan tugas, baik tugas membuat daftar hadir, flyer, merekam pada saat menjadi presenter atau membuat presentasi PPT, dan lainnya. Alhamdulillah, semuanya dapat diselesaikan dengan baik dan rekan peserta juga sukses mengirim tugas ke http://gg.gg/kantongtugas-batch3. Lebih bersyukur lagi bila rekan peserta telah menerima sertifikat virtualnya, ada rasa puas tersendiri bila info itu terbaca pada pesan yang dikirim di wa, walau tanpa balasan apapun, hanya mendengar saja sudah memberi kebanggaan tersendiri telah mendorong dan memotivasi rekan peserta untuk lebih sukses.
Hasil yang diperoleh setelah mengikuti VCT Batch #3 ini tidak mampu saya tuliskan satu persatu, karena mengapa? karena banyak pengetahuan tambahan untuk menjadi insan milenial di era industri 4.0 yang saya peroleh, bukan hanya mengupgrade soft skill yang telah diterima sebelumnya, namun menstimulus untuk membuka diri menerima informasi perkembangan teknologi yang sangat update diimplementasikan pada pembelajaran di sekolah. Hal ini tentu seirama dengan visi dan misi pendidikan di Sulawesi Selatan yang dinakhodai oleh bapak Irman Yasin Limpo dengan program e-Panrita Smart Classnya. Sebagai pendidik di era ini, merasa tidak ketinggalan kereta zaman terlebih setelah mengikuti virtual training yang ditandai dengan menerima Virtual Certificate juga, dengan satu konsekuensi, siap menjadi "Penjaga Tol Langit Pendidikan Indonesia" (the Guard of the Indonesia Education sky toll).
Semoga keberhasilan seluruh peserta VCT Batch #3 menular kepada calon peserta pada batch berikutnya, dan bagi peserta yang sukses memperoleh bukan hanya pengetahuan melalui Room Meeting akan tetapi juga telah menggenggam Virtual Certificate sebagai tanda telah berjuang pada periode Batch #3, tetap berpadu dalam ritme kebersamaan. Selanjutnya, selaku pribadi, sangat mengharapkan jalinan harmoni komunikasi interaktif pada group yang telah didesain oleh para mentor/instruktur sebagai wadah saling berbagi antar sesama alumni VCT Batch #3 VC.53 Sulawesi Selatan tahun 2019. #selalusukses.
Parepare, 29 Maret 2019.
Penulis,
SUDIRMAN (SMAN 2 Parepare)
(Alumni VCT Batch #3)
No comments:
Post a Comment